Kenalan dengan Farmakokinetika!
Senin sudah uts! cenat cenut karena matkul pertama Farmakokinetika!
Farmakologi, farmakodinamik, farmakokinetik, bedane opo cak?
Farmakologi sendiri sebenernya bisa dibagi 2: Farmakokinetika & Farmakodinamik
- Farmakodinamik: Mempelajari efek obat terhadap tubuh
misalnya parasetamol nanti cara kerjanya gimana? mekanisme analgetiknya gimana?
- Farmakokinetik : Mempelajari kinetika obat (absorbsi, distribusi, metabolisme, eksresi) atau ada referensi yg menyebut pengaruh tubuh terhadap obat
misalnya berapa waktu paruh parasetamol di dalam tubuh? berapa konstanta absorbsi dan
eliminasinya?
Emang Penting ya?
Penting banget.
Tau kan antibiotik amoxicillin? sehari biasanya diminum 3x sehari
Ada juga obat yang namanya digoksin (obat jantung), sehari minumnya 1x sehari
Loh kok keduanya beda waktu pemakaiannya? ada yg 3x sehari ada yg 1x sehari?
Jawabannya: Karena perjalanan di dalam tubuh tidak sama (kinetika berbeda)
Rute tur jalan-jalan obat di dalam tubuh kita (kinetika)
Saat kita minum obat, si obat ikut tur di dalam tubuh kita.
Rute turnya: Absorbsi – Distribusi – Metabolisme – Eksresi (disingkat ADME untuk mempermudah)
Absorpsi
per oral
intra vena
Setelah obat diminum, obat ini akan mengalami disolusi di lambung. Setelah itu zat aktif akan melewati dinding lambung / usus dan masuk ke pembuluh darah, proses inilah yang dinamakan absorpsi.
Faktor yang mempengaruhi absorpsi diantaranya pH obat. Obat yang bersifat asam lemah akan diabsorpsi di lambung karena di pH lambung adalah asam sehingga obat tersebut akan banyak dalam bentuk molekul yang mudah untuk di absorpsi oleh dinding lambung. Untuk obat basa lemah diabsorpsinya di usus.
Distribusi
Setelah obat ngelewati dinding usus/lambung, ia akan masuk ke aliran darah. Di aliran darah ia akan dibawa jalan-jalan ke organ2.
Untuk obat yang dikonsumsi secara per oral obat itu dibawanya lewat vena hepatic ke hati
Metabolisme
Seperti yang dijelaskan di atas, untuk obat-obat ekstravaskular yang digunakan per oral ia akan dibawa oleh vena hepatic ke hati. Jadi sebelum dibawa ke saluran sistemik obat2 per oral akan masuk ke hati dulu untuk dimetabolisme oleh enzim Cytochrome P450 atau disebut mengalami metabolisme lintas pertama, disebut jg first pass effect atau presystemic metabolism. Setelah itu baru obat2 masuk ke saluran sistemik menuju jaringan2 targetnya.
Metabolisme obat bisa:
1. Merubah obat yang semula aktif menjadi bentuk tidak aktif
2. Merubah obat tidak aktif (prodrug) menjadi bentuk aktifnya
3. Tidak merubah sifat obat (aktif tetep aktif)
Selain itu metabolisme juga mengubah senyawa menjadi lebih polar. Supaya mudah larut dalam urin untuk dikeluarkan
Eksresi
Pengeluaran zat yg sudah dimetabolisme. Bisa berupa urin maupun feces
Kurva Kadar Obat dalam Plasma vs Waktu
Kurva ini didapat kalo kita ngukur konsentras obat dalam cuplikan plasma pada berbagai waktu. trus diplotin jd kurva.
Waktu sebagai variabel bebas (karena kita yang nentuin ngambil kapan) ada di sumbu x
Konsentrasi obat sebagai variabel tergantung ada di sumbu y
Beberapa parameter yang harus kita perhatikan dalam grafik ini:
1. MEC atau Minimum Effect Concentration merupakan kadar minimal yang harus dicapai obat agar berefek. Jika konsentrasi obat masih dibawa MEC maka obat belum berefek
2.MTC atau Minimum Toxic Concentration merupakan kadar dimana obat mulai bersifat toksis bagi tubuh.
3. Therapeutic Range merupakan konsentrasi dimana obat berefek dalam batas yang aman dan tidak toksik. beberapa obat seperti digoksin memiliki therapeutic range yang sempit sehingga dalam pengobatan harus berhati-hati karena jika berlebihan dapat menyebabkan toksisitas
4. Onset merupakan waktu dimana obat mulai berefek atau memasuki MEC
5. t max merupakan waktu dimana kadar obat dalam plasma sampai pada puncaknya
6. Cmax merupakan kadar maksimum yang dapat dicapai obat pada plasma
7. AUC atau Area Under Curve menunjukkan jumlah obat di dalam plasma
8. Duration of Action menunjukkan rentang waktu dimana obat berefek (memasuki MEC) sampai tidak berefek (turun dari MEC)
Selain itu ada pula yang disebut Frekuensi Pemberian. Frekuensi Pemberian merupakan jarak (interval) antar pemberian obat.
Dari grafik di atas dapat kita lihat:
1. Jika frekuensi pemberian kecil berarti eliminasi obat lebih lambat
2. Jika tan alfa dari grafik (kadar/waktu) lebih besar, berarti eliminasi lebih cepat
3. Jika t1/2 (waktu dimana obat tereliminasi 1/2nya) lebih kecil (cepat). berati eliminasinya lebih cepat
obat yg t1/2nya kecil lebih cepet dieksresiin daripada obat dengan t1/2 lebih gede (lama)
Parameter Farmakokinetik
merupakan besaran yang diturunkan secara matematis dari hasil pengukuran obat atau metabolit aktif dalam darah atau urin.
Parameter farmakokinetik dibagi menjadi:
1. Parameter primer
Merupakan parameter yang harganya dipengaruhi secara langsung oleh variabel fisiologis, yaitu:
a.) Clearance (Cl) menunjukkan berapa banyak urin yang dikeluarkan per waktu / kemampuan mengeliminasi (satuannya: volume/waktu)
parameter ini dipengaruhi oleh ginjal.
Rumus : Cl = Konstanta eliminasi (Ke) x Vd (Volume distribusi)
b.) Volume distribusi (Vd) menggambarkan volume teoritis dimana obat terdistribusi pada plasma darah
Rumus: Vd = Dosis (Do) dibagi Cpo (kadar) <- hanya untuk 1 kompartemen terbuka
c.) Tetapan Kecepatan absorbsi (Ka) dipengaruhi oleh enzim, luas permukaan, fili dan fisiologi usus
2. Parameter sekunder
dipengaruhi oleh parameter primer
a.) waktu paruh (t1/2) Jika terjadi gangguan pada ginjal yang menyebabkan clearance terganggu maka waktu paruh juga terpengaruh
Jika Clearance naik maka t1/2 turun -> karena obat cepet dieksresi
Jika Clearance turun maka t1/2 naik -> karena obat lama dieksresi
3. Parameter turunan
parameter ini dipengaruhi oleh parameter primer, sekuinder maupun besaran lain
misalnya
Area Under Curve (AUC) yang dipengaruhi oleh Clearance. Jika fungsi eliminasi turun maka AUC akan naik dan sebaliknya.
Model Farmakokinetik
Model farmakokinetik diperlukan sebagai model yang menggambarkan distribusi obat
1. Model Mammillary
merupakan model yang paling umum digunakan.
terdiri dari satu / lebih kompartemen perifer yang dihubungkan ke kompartemen sentral
Kompartemen sentral mewakili jaringan2 yang kesetimbangan obatnya cepat terjadi
Ka menunjukkan tetapan laju absorpsi
2. Model Caternary
Model ini terdiri atas kompartemen2 yang berderet
bedanya dengan moel Mammilliary:
Model Mammiliary terdiri atas kompartemen2 perifer yang mengelilingi kompartemen sentral.
Sementara model Caternary tidak menunjukkan hal tersebut
Sehingga model caternary tidak banyak digunakan
3. Model Fisiologik
Dikenal juga sebagai model aliran darah atau model perfusi
merupakan model farmakokinetik yang didasarkan atas data anatomik dan fisiologik
Metode ini lebih akurat tapi ribet
Hukum Michaelis Menten
intinya sih hukum ini menunujukkan model kinetika enzim
S menunjukkan jumlah substrat
V menunjukkan kecepatan reaksi
Pada saat kita ngasih obat, kecepatan reaksi akan naik perlahan2 karena obat itu gandeng substrat.
Jika kita ngasih substrat terus2an maka grafik akan lurus. mengapa? karena jumlah enzim itu terbatas!
g bisa gandeng setiap substrat yang kita kasih.
pada saat substrat belum jenuh, maka akan ada sebuah garis lurus (linier) itulah dimana reaksi orde 1 digambarkan terjadi
sementara saat enzim sudah tidak bisa gandeng lagi dan mencapai vmax (saturasi) itulah reaksi orde nol
Perbedaan antara orde 1 dan nol
Zero order
1. t1/2 tergantung dosis
2. eliminasi jenuh (saturasi)
3. Non linier farmakokinetik
First order
1. t1/2 tidak tergantung dosis
2. Eliminasi non jenuh
3. Linier farmakokinetik
Persamaan orde 1 dan nol
langsung ditulis secara ringkasnya ya. kalo integral2nya bisa dibaca sendiri hehe
Persamaan2 mengikuti persamaan garis y = bx + a
dimana x merupakan t
b dan a tergantung dari ordenya
Persamaan reaksi orde 1
Ln At = Ln Ao – Kt
At = obat yang siap beraksi pada waktu ke t
Ao= obat yang siap beraksi mula2
K= tetapan kecepatan reaksi orde 1
t= waktu
sehingga
a=Ln Ao
b=K
*harga negatif menunjukkan arah kemiringan grafiknya
dari persamaan itu kita bisa ubah2:
K= (LnAo – LnAt) / t
seperti yang sudah kita ketahui bahwa reaksi orde satu waktu eliminasinya tidak tergantung dosis, sehingga persamaan t1/2 nya:
t1/2 = 0,693 / K
Persamaan reaksi orde nol
At = Ao – kt
At = obat yang siap beraksi pada waktu ke t
Ao= obat yang siap beraksi mula2
K= tetapan kecepatan reaksi orde 1
t= waktu
dari persamaan itu kita bisa ubah2:
K= (Ao – At) / t
seperti yang sudah kita ketahui bahwa reaksi orde nol waktu eliminasinya tergantung dosis, sehingga persamaan t1/2 nya:
t1/2 = Ao / 2Ko
Persamaan antara kedua orde itu sebenernya sama. Jd ngapalinnya kalo yg orde 1 cuma ditambah ln kalo orde nol g usah.
sehingga
a=Ao
b=K
*harga negatif menunjukkan arah kemiringan grafiknya
Kalo ada kesalahan mohon koreksi ya
Selanjutnya (kalo g males) nulis lanjutannya ^^b
Posted on April 2, 2011, in Farmakokinetika and tagged ADME, Farmakokinetika. Bookmark the permalink. 10 Komentar.
bagus,,jgn males nulisx dunk.., blajar ku jd lebih enteng., hheehehe.., piSSSSSS
waow thanks ya/ berguna banget :))
wah…. makasih banget, ya… bisa diundang untuk kasih materi ini???
sama-sama 🙂
hah maksudnya diundang gimana? masih mahasiswa S1 saya hehe
Makasih banyak ya,, this’s so great ^_^
ada pembukaan, video, isinya mantap
thanks,, sangat membantu yg baru belajar
izin copy ya,,
Ka, kalau boleh tau sumbernya dari buku mana ya?
Shargel kah?
iya shargel, ada lagi beberapa buku tapi aku lupa soaknya udah dulu bikinnya
bahagia banget bisa ngerjain tugas karena ngeliat tulisan nya kak deni krisna , so thank you so much
Ping-balik: Farmakokinetika Obat-Model 1 Kompartemen Terbuka Ekstravaskuler « Denikrisna's Blog
Ping-balik: Sahabat parasetamol? Hati-hati HATImu « Denikrisna's Blog